Direktur Urusan Agama Islam Dan Pembinaan Syariah Muhammad Tambrin menjelaskan, saat matahari berada di atas Kakbah, maka bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus di mana saja akan mengarah ke Kakbah. Untuk itu, bagi kaum muslimin yang akan memperbaiki arah kiblatnya agar disesuaikan dengan arah bayang-bayang benda tersebut.
Menurut dia, salah satu benda yang bisa menjadi petunjuk arah kiblat adalah Monas. Bentuknya yang berdiri tegak lurus, bila terkena sinar matahari maka akan melahirkan bayangan yang menunjukkan arah kiblat.
“Monas bisa, yang penting benda tegak lurus,” kata Tambrin.
Cara termudah, kata dia, bisa dilakukan di masjid atau musala terdekat.
Pengecekan arah kiblat di masjid atau musala. (Dok Kemenag)
“Biasanya di depan tempat pengimaman masjid juga ada lubang kotak bersegi, kalau itu kotaknya segi empat tegak lurus dan pada sore hari besok lubang tersebut terkena sinar matahari dan masuk ke masjid, berarti sinar matahari yang masuk itu mengarah ke Kakbah,” dia menjelaskan.
Karena masjid dan musala bukan punya Kemenag, lanjur Tambrin, maka yang mengecek adalah para pengurus atau pun warga sekitar. “Dan jangan momen seperti ini dianggap mengubah arah kiblat, kalau tadinya arah kiblatnya sudah benar ya tidak perlu diperbaiki,” Tambrin memungkas.
Kasubdit Hisab Rukyat Kemenag, Nur Khazin mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat. Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot atau bandul.
“Kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata. Ketiga, jam pengukuran harus disesuaikan dengan waktu BMKG, RRI, atau Telkom,” kata dia.