Tech News

Meta Gunakan Tenda untuk Pusat Data AI: Proyek Hyperion Prioritaskan Kecepatan daripada Tradisi

Advertisements

Di tengah persaingan ketat dunia kecerdasan buatan (AI), Meta—yang dipimpin oleh CEO Mark Zuckerberg—menunjukkan keseriusan luar biasa. Sementara perusahaan besar lain seperti OpenAI, Google, dan xAI berlomba menguasai era AI berikutnya, Meta memilih pendekatan yang unik dan mencuri perhatian: membangun pusat data sementara menggunakan tenda sungguhan.

Ini bukan fiksi ilmiah, melainkan strategi nyata untuk mempercepat kekuatan komputasi Meta tanpa harus menunggu proses konstruksi infrastruktur tradisional. Langkah ini menjadi bukti bahwa Meta sangat serius untuk mengejar ketertinggalan—dan mungkin ingin melampaui para pesaingnya dalam hal AI.


Mengapa Menggunakan Tenda untuk Pusat Data?

Menurut laporan dari SemiAnalysis dan Business Insider, Meta begitu fokus pada pembangunan infrastruktur AI hingga memilih untuk mendirikan pusat data berbasis tenda secara sementara, sambil menunggu bangunan permanen selesai dibangun.

Karakteristik pusat data dalam tenda ini:

  • Cepat dibangun – Bisa didirikan dalam hitungan hari atau minggu
  • Modular dan ringan – Menggunakan unit pendingin dan daya prefabrikasi
  • Fungsional, bukan estetis – Hanya ditujukan untuk mengaktifkan server secepatnya
  • Sementara namun krusial – Memberikan kapasitas awal sebelum proyek utama seperti Hyperion selesai

“Desain ini bukan soal estetika atau redundansi. Ini tentang mengaktifkan komputasi secepat mungkin!” ujar SemiAnalysis. Tanpa genset cadangan seperti diesel, fokus utamanya adalah kecepatan, bukan ketahanan.


Proyek Hyperion – Pusat Data Raksasa dari Meta

Bersamaan dengan pembangunan pusat data berbasis tenda, Meta juga mengembangkan sesuatu yang jauh lebih besar: Proyek Hyperion, sebuah pusat data masif yang akan mendukung masa depan AI Meta.

Fakta Penting Hyperion:

  • Lokasi: Louisiana, Amerika Serikat
  • Kapasitas Awal: 5 gigawatt (direncanakan)
  • Target 2030: Beroperasi hingga 2 gigawatt
  • Tujuan: Mendukung visi kecerdasan umum buatan (AGI) dan superkomputer AI milik Meta

Juru bicara Meta, Ashley Gabriel, mengonfirmasi skala dan ambisi proyek ini dalam pernyataannya kepada TechCrunch. Nama “Hyperion” sendiri menggambarkan ambisi besar—dengan konotasi mitologi dan astronomi.


Apa yang Mendorong Meta Bergerak Cepat?

Ada beberapa alasan mengapa Meta mendorong proyek ini dengan agresif:

  1. Mengejar Ketertinggalan – OpenAI punya ChatGPT, Google punya Gemini, dan xAI milik Elon Musk juga berkembang pesat. Meta ingin kembali unggul dalam AI.
  2. Mendukung Model LLaMA dan Proyek Superintelligence – Model open-source seperti LLaMA membutuhkan daya komputasi besar.
  3. Membangun Ekosistem AI Meta – Dari media sosial hingga metaverse, AI adalah fondasi utama platform masa depan Meta.
  4. Visi Zuckerberg – Sang CEO secara terbuka ingin menciptakan masa depan di mana Meta menjadi penggerak AGI. Bahkan dengan tenda, dia tak mau menunggu.

Implikasi bagi Industri AI

Langkah Meta mendirikan pusat data sementara dalam tenda mungkin terlihat ekstrem, tapi sebenarnya mencerminkan realita dalam perlombaan AI saat ini:

  • Kecepatan lebih penting daripada kesempurnaan
  • Komputasi adalah bahan bakar utama inovasi
  • Infrastruktur menentukan arah perkembangan teknologi

Pendekatan ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan teknologi lain yang ingin berkembang cepat. Meskipun bersifat sementara, tenda-tenda Meta membuktikan bahwa inovasi kadang berarti melanggar norma yang ada.


Kesimpulan

Tahun 2025 menunjukkan bahwa Meta benar-benar percaya bahwa dalam infrastruktur AI, kecepatan mengalahkan keindahan. Dengan pusat data berbasis tenda yang sudah aktif dan proyek Hyperion yang sedang berjalan, Meta bukan hanya ikut dalam perlombaan AI—mereka berlari lebih cepat dengan strategi berani dan tidak biasa.

Dunia menyaksikan perubahan cepat ini, dan satu hal menjadi jelas: masa depan AI tidak hanya ditentukan oleh perangkat lunak dan model, tapi oleh seberapa cepat kita bisa mengaktifkan kekuatan komputasinya.


Baca Juga:

admin

Recent Posts

Google Pixel 9a Review (2025) – Affordable AI Powerhouse Eyeing the Sub‑$500 Crown

In 2025, Google Pixel 9a has emerged as the standout budget smartphone, delivering remarkable AI…

2 hari ago

MacBook Pro M4 Review (2025): Should You Upgrade?

Apple’s MacBook Pro lineup has always been the gold standard for creative professionals, developers, and…

2 hari ago

What Is Wi-Fi 7 and Why It Matters (2025 Guide)

The internet has become the backbone of our daily lives, powering everything from work and…

3 hari ago

How to Fix Slow Charging Android Phone in 2025: Complete Guide

In 2025, smartphones have become more powerful than ever, but one common frustration remains: slow…

3 hari ago

Samsung Galaxy S25 Ultra Review (2025): Is This the Ultimate Flagship?

The Samsung Galaxy S25 Ultra is finally here, and it’s already making waves in the…

3 hari ago

How to Fix a Phone That Won’t Turn On – Complete 2025 Guide

Few things are as frustrating as picking up your phone, pressing the power button, and…

3 hari ago